Pembelajaran berbasis projek (project based learning) merupakan paradigma baru dalam penerapan program Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan. Untuk mendorong pembentukan Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbudristek kemudian mengintegrasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.
Dengan menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pendidik diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik agar mereka dapat menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur sebagaimana yang dijabarkan dalam Profil Pelajar Pancasila, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif.
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMA dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals (SDGs), dan dokumen lain yang relevan.
Pada jenjang PAUD, P5 bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman pendidikan karakter sejak dini. P5 dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Tema utamanya dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Empat tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasional yang juga menjadi tema di Pendidikan Dasar dan Menengah namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Keempat tema tersebut adalah Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia, Kita Semua Bersaudara, serta Imajinasi dan Kreativitasku.
Kemudian tema projek profil di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, dan Rekayasa Teknologi. Kelima tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat. Selanjutnya, ada juga tema Suara Demokrasi yang ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat. Kemudian tema Kewirausahaan yang ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema Kewirausahaan ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK. Lalu yang terakhir adalah tema Kebekerjaan, yang ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.
Pemilihan tema umum dapat dilakukan berdasarkan 4 (empat) hal, yaitu:
- Pertama, tahap kesiapan satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik dalam menjalankan P5.
- Kedua, kalender belajar nasional, atau perayaan nasional atau internasional, misalnya tema 'Gaya Hidup Berkelanjutan' dilaksanakan menjelang Hari Bumi, atau tema 'Bhinneka Tunggal Ika' dilaksanakan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia.
- Ketiga, isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atau prioritas satuan pendidikan. Dalam hal ini, isu atau topik dapat dicari kesesuaian atau keterkaitannya dengan tema P5 yang sudah ditentukan. Contohnya isu modernisasi yang menghilangkan tradisi baik masyarakat dapat menjadi bahan untuk tema Kearifan Lokal, isu minimnya partisipasi publik untuk tema Suara Demokrasi, isu pemberdayaan potensi lokal untuk tema Kewirausahaan, isu kerusakan lingkungan untuk Gaya Hidup Berkelanjutan, isu toleransi untuk Bhinneka Tunggal Ika, dan sebagainya.
- Keempat, tema dapat dilakukan secara berulang di setiap tahun ajaran jika dianggap masih relevan atau diganti dengan tema lain untuk memastikan eksplorasi terhadap seluruh tema yang tersedia. Untuk memastikan semua tema dapat dijalankan, sangat penting bagi sekolah memastikan untuk membuat dokumentasi projek dan pencatatan portofolio P5 di tingkat satuan pendidikan.