A. Pengertian Kesehatan Jiwa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi ketika seorang individu dapat berkembang secara fisik, jiwa, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Definisi ini tidak jauh berbeda dengan definisi dari WHO (2014) yang menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan well-being ketika setiap individu menyadari potensinya, dapat mengatasi stres yang normal dalam kehidupan sehari-hari, dapat bekerja dengan produktif dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi terhadap komunitasnya.
Menurut WHO, kesehatan jiwa remaja meliputi:
- Perasaan remaja terhadap dirinya sendiri
- Perasaan remaja terhadap orang lain
- Kemampuan remaja mengatasi persoalan hidup sehari-hari
B. Pentingnya Kesehatan Jiwa Bagi Remaja
Cita-cita pendidikan nasional menjadi pilar utama dalam membentuk karakter generasi muda yang berkualitas. Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademik semata, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang seimbang, mandiri, dan berkepribadian mulia. Kesehatan jiwa yang baik adalah prasyarat untuk mencapai cita-cita ini.
Kesehatan jiwa merupakan hal yang tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Kita sering kali fokus pada perkembangan akademik, pencapaian, dan kesuksesan materi, namun kesehatan jiwa juga merupakan faktor penting yang memengaruhi setiap aspek kehidupan remaja. Jika kita ingin menciptakan generasi yang tangguh, kreatif, dan berdaya, kita harus memprioritaskan kesehatan jiwa mereka.
Fakta menunjukkan bahwa satu dari tujuh anak usia 10-19 tahun mengalami masalah kesehatan jiwa. Depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku adalah masalah yang paling banyak terjadi di kalangan anak dan remaja. Data lain menunjukkan bahwa 57% remaja takut dan khawatir untuk menceritakan kondisi kesehatan jiwa mereka dan 22% remaja berpikir bahwa terapi dan pengobatan kesehatan jiwa akan berdampak pada masa depan mereka (U-Report UNICEF, 2020).
Jika dilihat dari fase perkembangannya, masa remaja merupakan tahapan eksplorasi diri dan lingkungan yang lebih luas dan mendalam. Kondisi perkembangan remaja menjadikan masa remaja sebagai masa yang unik dan penuh perubahan, baik fisik, emosional, maupun sosial, yang dapat membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan jiwa.
Tantangan yang dihadapi oleh remaja, antara lain:
- Banyak remaja dengan keterampilan sosial baik dan lingkungan mendukung dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa yang mereka alami. Akan tetapi, sebagian remaja lainnya mengalami kesulitan dalam menghadapinya. Kesehatan jiwa yang buruk pada masa remaja dapat memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan remaja, seperti masalah dengan sekolah dan nilai, pengambilan keputusan, dan kesehatan.
- Remaja dengan kondisi kesehatan jiwa juga sangat rentan terhadap pengucilan sosial, diskriminasi, stigma, kesulitan pendidikan, perilaku berisiko, kesehatan fisik yang buruk, dan pelanggaran hak asasi manusia.
- Konsekuensi dari kegagalan mengatasi kondisi kesehatan jiwa remaja akan berlanjut hingga masa dewasa, merusak kesehatan fisik dan jiwa, serta membatasi kesempatan untuk menjalani kehidupan yang memuaskan sebagai orang dewasa.
- Masalah kesehatan jiwa pada remaja sering kali berjalan seiring dengan risiko kesehatan dan perilaku lainnya, seperti peningkatan risiko penggunaan narkoba, mengalami kekerasan, dan perilaku seksual berisiko tinggi yang dapat menyebabkan HIV, infeksi menular seksual, dan kehamilan yang tidak diinginkan.
- Karena banyak perilaku dan kebiasaan kesehatan terbentuk pada masa remaja akan terbawa hingga usia dewasa, sangat penting membantu mengembangkan kesehatan jiwa remaja yang baik. Selain faktor risiko, remaja juga memiliki banyak faktor pelindung yang dapat mendukung kesehatan jiwa mereka.
- Selain karakter remaja yang ulet dan dinamis, remaja juga terhubung dengan sekolah dan keluarga. Membangun ikatan dan hubungan yang kuat dengan orang dewasa dan teman-teman di sekolah, di rumah, dan di masyarakat memberi remaja rasa keterhubungan. Perasaan keterhubungan ini penting dan dapat melindungi remaja dari kesehatan jiwa yang buruk dan risiko lain seperti penggunaan narkoba dan kekerasan. Para remaja perlu mengetahui bahwa seseorang memedulikan mereka.
Oleh karena itu penting bagi remaja untuk memperoleh bekal yang memadai untuk menguatkan remaja menghadapi berbagai tantangan dalam hidupya dan memiliki kesejahteraan mental. Pembekalan mengenai pembelajaran terkait keterampilan sosial-emosi, kesehatan mental, serta informasi kepada layanan kesehatan jiwa, merupakan informasi yang dibutuhkan remaja. Selain itu, sistem dukungan sosial yang kuat dan hangat baik dari rumah, sekolah, maupun lingkungan pertemanan, menjadi salah satu kunci dari terwujudnya kesehatan jiwa remaja. Sekolah dan orang tua dapat menciptakan hubungan yang baik dengan remaja dan membantu mereka tumbuh menjadi remaja yang sehat.
Peran pendidik dan orang tua sangat penting dalam mendukung kesehatan jiwa remaja. Upaya kesehatan jiwa di sekolah dapat dilakukan melalui Sekolah Sehat sebagai wujud konkrit dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yang salah satu indikatornya adalah peserta didik mampu menerapkan pendidikan keterampilan hidup sehat sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa.
Peran pendidik dan orang tua sangat penting dalam mendukung kesehatan jiwa remaja. Sekolah dapat memberikan pendidikan dan kesempatan bagi remaja untuk terlibat dalam aktivitas fisik dan layanan akademik, sosial, kesehatan jiwa, dan kesehatan fisik, yang semuanya dapat menghilangkan stres dan membantu melindungi diri dari perilaku negatif.
C. Kesehatan Jiwa dalam Profil Pelajar Pancasila
- Penting untuk pendidik dan orang tua, dengan partisipasi aktif dari remaja, melakukan berbagai upaya kesehatan jiwa, khususnya promotif dan preventif.
- Kesehatan jiwa remaja sangat penting untuk menjadi perhatian remaja, orang tua, pendidik, warga sekolah, penyedia layanan, dan pihak lain yang terkait.
- Kesehatan jiwa remaja penting untuk meningkatkan kemampuan remaja untuk mengelola perasaan, memaksimalkan potensi diri, dan menghadapi berbagai kondisi kehidupan sehingga bisa lebih sehat, bahagia, kreatif, dan semangat mencapai impian. Selain itu, kesehatan jiwa remaja dapat mendorong penerapan keterampilan hidup sehat remaja yang sejalan dengan pendidikan karakter peserta didik.
- Sejalan dengan visi Kemendikbudristek, kesehatan jiwa remaja akan dapat membantu mencetak Profil Pelajar Pancasila yang memiliki karakter dan kompetensi yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
- Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri, karakter, dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi yang diambil dari nilai-nilai luhur Pancasila.
- Dimensi pertama Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, memiliki lima elemen kunci, yang salah satunya ialah akhlak pribadi. Perwujudan akhlak pribadi ialah dalam bentuk merawat diri sendiri.
- Pelajar Pancasila senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual, salah satunya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah yang sesuai dengan agama/ kepercayaan masing-masing.
- Pelajar Pancasila diharapkan menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta berkomitmen untuk setia pada ajaran agama/ kepercayaannya serta nilai-nilai kemanusiaan.
Sumber:
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Jenjang SMP
Kemendikbudristek 2023