A. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya menjadi literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen, yaitu melibatkan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik sebagai budaya di lingkungan sekolah.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan dengan menyasar ekosistem sekolah di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. GLS dilaksanakan dengan tiga tahapan, mulai dari penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran, meningkatkan kecakapan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, hingga meningkatkan kemampuan literasi dasar di semua mata pelajaran.
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan pendidikan dan masyarakat untuk ikut dalam upaya menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagi taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Diharapkan pula dengan adanya gerakan literasi ini maka generasi bangsa ini semakin sadar akan pentingnya budaya literasi di zaman yang semakin modern.
B. Strategi Gerakan Literasi Sekolah
Program GLS melibatkan partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang tua, tokoh masyarakat, dan profesional. Keberhasilan berliterasi di sekolah perlu diupayakan melalui kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan budaya literasi. Kegiatan-kegiatan tersebut mengacu pada lima aspek strategi yang sudah ditetapkan, yaitu:
- Penguatan Kapasitas Fasilitator
- Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam menerapkan literasi pada pembelajaran
- Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam pembuatan mainan edukatif berbasis literasi
- Forum diskusi bagi warga sekolah untuk mengembangkan kegiatan literasi dan meningkatkan kemampuan berliterasi
- Penigkatan Jumlah dan Ragam Sumber Bacaan Bermutu
- Penyediaan bahan bacaan non pelajaran yang beragam
- Penyediaan alat peraga dan mainan edukatif yang mendukung kegiatan literasi
- Penyediaan bahan belajar literasi dalam bentuk digital
- Program menulis buku bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan
- Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan Peserta Belajar
- Pengembangan sarana penunjang yang membentuk ekosistem kaya literasi
- Penyediaan laboratorium yang berkaitan dengan literasi, misalnya, laboratorium bahasa, sains, finansial, dan digital
- Penyediaan pojok baca, baik di tiap kelas maupun di tempat-tempat strategis di sekolah
- Pengoptimalan perpustakaan sekolah
- Penyelenggaraan open house oleh sekolah yang sudah mengembangkan literasi
- Program pengimbasan sekolah
- Pelaksanaan kampanye literasi
- Peningkatan Pelibatan Publik
- Pelaksanaan sesi diskusi dengan tokoh atau pegiat berbagai bidang literasi mengenai pengalaman dan pengetahuan mereka terkait dengan bidang yang mereka kuasai
- Pelaksanaan festival atau bulan literasi yang melibatkan pakar, pegiat literasi, dan masyarakat umum
- Pelibatan BUMN dan DUDI dalam pengadaan bahan bacaan dan kegiatan literasi di sekolah
- Penguatan Tata Kelola
- Pengalokasian waktu atau jadwal khusus untuk melakukan berbagai kegiatan literasi di sekolah
- Pengalokasian anggaran untuk mendukung literasi di sekolah
- Pembentukan tim literasi sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, pengawas, guru, dan komite sekolah dengan tugas memantau berjalannya kegiatan-kegiatan literasi di sekolah
- Pembuatan kebijakan yang mengatur kegiatan literasi di sekolah sehingga dapat memaksimalkan keterlibatan semua warga sekolah
- Penguatan peran komite sekolah untuk membangun relasi kerja sama dan komitmen dalam melaksanakan kegiatan literasi
Sumber:
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Puslitjakdikbud 2020