Majalah dinding (mading) adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Majalah dinding dapat dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Prinsip majalah dinding tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolomkolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, kitkat, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik (eye catching).
Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.
A. Manfaat Majalah Dinding
Mading memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
- Media Komunikasi
- Pengelolaan Mading
- Wadah Kreativitas
- Menanamkan Kebiasaan Membaca
- Melatih kecerdasan berpikir
- Melatih berorganisasi
- Mendorong latihan menulis
Mading adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkup tertentu. Mading yang dipasang sekolah membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara fleksibel, disesuaikan dengan tema dan keperluan yang aktual.
Bila sekolah sedang kegiatan tertentu, sangat mungkin mading yang ada di sekolah akan berbicara tentang topik kegiatan tersebut. Tidak sekadar untuk mempublikasikan pengumuman penting tentang kegiatan akademik maupun nonakademik sekolah, mading juga mengakomodir hari penting dan peringatan hari-hari khusus, semua aktivitas yang menyangkut kegiatan akan diuraikan lebih banyak. Begitu pula untuk rubrik-rubrik pendidikan, pelajaran, bahkan hiburan dapat terakomodir.
Dengan adanya mading, bermacam informasi dapat disampaikan secara mudah ke seluruh wilayah sekolah sesuai dengan lingkup yang direncanakan. Dengan membaca mading, banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
Pada umumnya kegiatan peserta didik (OSIS), penggerak mading/ majalah sekolah tidak pernah sepi dari kreativitas, misalnya olahraga, olah seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis, dan yang sedang trend di masyarakat (peserta didik). Melalui karya tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi penulis, majalah dinding adalah tempat untuk mencurahkan bermacam ide. Beragam gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya.
Dunia akan menjadi luas bila kita senang membaca. Untuk itu, kegemaran membaca harus ditanamkan. Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat tanpa dihadang oleh sejumlah kesulitan. Mading dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka waktu yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya menghendaki, mading dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan yang bersifat aktual sesuai lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis masyarakat sedang-sedang saja, mading dapat diganti tiap dua minggu, atau setiap bulan.
Membaca mading akan membangkitkan gairah untuk mencari bacaan lain lewat "umpan" yang disajikan dalam mading. Sangat mungkin sajian-sajian mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan mading berperan sebagai perangsang bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siapa pun akan bertambah. Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Dengan demikian, jelaslah bahwa mading menjadi "terminal awal" bahkan sebelum direncanakan menjadi "Majalah sekolah", yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya kecerdasan.
Penggerak jurnalistik sekolah dalam menghadirkan selembar mading berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun semua yang terlibat di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan mading, secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait dengan aktivitas di dalamnya.
Mading akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang yang menjalin kerjasama antarbagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara langsung atau tidak, mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
Berdasarkan pengalaman, banyak penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan secara lebih profesional.
B. Bagian-Bagian Majalah Dinding
Majalah dinding memuat bagian-bagian sebagai berikut.
- Nama majalah dinding, lengkap dengan motto/visinya
- Alamat dan nomor edisinya
- Redaksional
- Daftar isi
- Pengantar redaksi
- Tajuk Rencana
- Berita Sekolah
- Reportase
- Passion
- Kitkat
- Feature
- Karya sastra (cerpen, cerber, puisi, pantun, dsb)
- Artikel, tips, dsb
- Kartun, karikatur, ilustrasi, vignyet, foto-foto, gambar
Nama sebuah majalah dinding ditentukan dalam rapat redaksi. Redaksi merupakan orang-orang yang berperan dalam pembuatan majalah dinding. Apabila nama mading sudah ada, diikuti kemudian dengan motto/visi majalah dinding tersebut. Penetapan nama majalah dinding bisa dilakukan dengan melibatkan pembina/ penggerak mading sekolah.
Bagian-bagian mading tersebut disusun dengan dalam kolom mading yang terdiri atas kolom penting (primary) dan kolom pendukung (secondary). Kolom primary berisi tajuk utama (headline) mading sedangkan kolom secondary berisi rubrik yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan konsistensinya. Berikut ilustrasi tata letak (layout) primary dan secondary.
Sumber :
Seri Manual Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA
Gerakan Literasi Sekolah Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020