A. Pengertian Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Pengertian TAPPS (James.E.Stice, 2011:4) Dalam bahasa Indonesia Think Aloud artinya berpikir keras, pair artinya berpasangan dan problem solving artinya pemecahan atau penyelesaian masalah. Jadi thinking aloud pair problem solving dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras secara berpasangan dalam penyelesaian masalah, yang merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Jenis pembelajaran ini membuat peserta didik untuk mencari tahu sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Sehingga metode TAPPS memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar dan berpikir sendiri.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Langkah-langkah TAPPS (Arthur Whimbey & Jack Lochhead, 1999:39). Menurut Whimbey dan Lochhead metode ini menggambarkan pasangan yang bekerja sama sebagai pemecah masalah dan pendengar untuk memecahkan suatu permasalahan. Peserta didik yang berperan sebagai pemecah masalah memiliki tugas untuk menjelaskan tahap demi tahap dalam menyelesaikan masalah, sedangkan peserta didik yang berperan sebagai pendengar memiliki tugas untuk memahami setiap langkah yang dilakukan pemecah masalah, sementara guru dianjurkan untuk mengarahkan peserta didik sesuai prosedur yang telah ditentukan. Proses ini telah terbukti efektif dalam membantu peserta didik belajar.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan TAPPS (Desriyanti, 2014:17) sebagai berikut:
- Peserta didik dibagi menjadi berkelompok yang terdiri dari 2 orang peserta didik.
- Peserta didik diminta duduk secara berpasangan dan saling berhadapan.
- Setiap anggota kelompok menentukan siapa yang terlebih dahulu menjadi pemecah masalah dan siapa yang menjadi pendengar.
- Guru memberikan soal kepada setiap kelompok.
- Yang berperan sebagai pemecah masalah harus membacakan soal dengan jelas kepada pendengar.
- Selanjutnya, sebelum pemecah masalah memberikan gagasannya mengenai soal tersebut, ia terlebih dahulu harus melakukan penalaran terhadap soal yang diberikan guru.
- Setelah itu barulah pemecah masalah menyampaikan hasil penalarannya kepada pendengar.
- Pendengar bertugas untuk mendegarkan apa yang disampaikan oleh pemecah masalah dan memahami setiap langkah, jawaban, dan analisa yang diberikan.
- Pendengar tidak diperkenankan menambahkan jawaban pemecah masalah karena pendengar disini hanya berhak untuk memberitahukan apabila terjadi kekeliruan dalam analisa pemecah masalah.
- Apabila suatu soal atau masalah telah terselesaikan oleh pemecah masalah maka mereka segera bertukar tugas. Pemecah masalah menjadi pendengar dan pendengar menjadi pemecah masalah.
- Setelah mereka bertukar tugas lalu guru memberikan masalah yang baru yang harus diselesaikan oleh pemecah masalah yang baru. Hal ini dilakukan agar setiap peserta didik berkesempatan untuk memberikan hasil analisa mereka dan berkesempatan juga menjadi pendengar.
C. Tugas Pemecah Masalah dan Pendengar
Berikut merupakan rincian tugas pemecah masalah dan pendengar yang dikemukakan Barkley (2010:259) yaitu:
Tugas Pemecah Masalah | Tugas Pendengar |
---|---|
Membaca soal dengan jelas agar pendengar mengetahui masalah yang akan dipecahkan | Pendengar adalah seorang penanya, bukan pengkritik. Menuntun pemecah masalah agar tetap berbicara, tetapi jangan menyela ketika pemecah masalah sedang berpikir |
Mulai menyelesaikan soal dengan cara sendiri. Pemecah masalah mengemukakan semua pendapat dan gagasan yang terpikirkan, mengemukakan semua langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut serta menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana langkah tersebut diambil agar pendengar mengerti penyelesaian yang dilakukan pemecah masalah |
|
Pemecah masalah harus lebih berani dalam mengungkapkan segala hasil pemikirannya. Anggaplah bahwa pendengar sedang tidak mengevaluasi | Jangan berpaling dari pemecah masalah dan mulai menyelesaikan masalah yang sedang dipecahkan pemecah masalah |
Mencoba untuk terus menyelesaikan masalah sekalipun pemecah masalah menganggap masalah itu sulit | Jangan membiarkan pemecah masalah melanjutkan berpikir setelah terjadi kesalahan. Jika pemecah masalah membuat kesalahan, hindarkan untuk mengoreksi, berikan pertanyaan penuntun yang mengarah ke jawaban yang benar |
D. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Setiap anggota pada pasangan TAPPS dapat saling belajar mengenai strategi pemecahan masalah satu sama lain sehingga mereka sadar tentang proses berpikir masing-masing.
- TAPPS menuntut seorang pemecah masalah untuk berpikir sambil menjelaskan sehingga pola berpikir mereka lebih terstruktur.
- Dialog pada TAPPS membantu membangun kerangka kerja kontekstual yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
- TAPPS memungkinkan peserta didik untuk melatih konsep, mengaitkannya dengan kerangka kerja yang sudah ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah merupaka teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
Melalui metode TAPPS peserta didik belajar untuk bertanggung jawab dalam kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang pasif, namun harus aktif mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Dalam metode TAPPS peserta didik dituntut bergerak aktif untuk terampil bertanya dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan dari sumber yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternatif untuk mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah, sehingga dari hal-hal tersebut dapat terlihat jelas aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung.
E. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Proses Pembelajaran
Dalam menerapkan metode TAPPS di kelas, yang perlu diperhatikan adalah prosedur pelaksanaan metode tersebut agar terlaksana dengan baik. Yang patut dikembangkan dan diterapkan kepada peserta didik adalah bagaimana peserta didik bekerja sama satu sama lain agar termotivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog serta untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir dalam menyelesaikan masalah. Adapun langkah-langkah atau prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut.
Tahap Kegiatan | Kegiatan Pembelajaran |
---|---|
Pendahuluan |
|
Kegiatan Inti | Eksplorasi:
Elaborasi:
Konfirmasi:
|
Penutup |
|
Pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS selain tertuju kepada aspek dan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah yang menghindari jawaban yang sederhana, tetapi juga bertujuan untuk melatih verbalisasi peserta didik dalam menyampaikan permasalahan sekaligus memecahkannya kepada peserta didik lain. Pembelajaran akan terasa lebih bermakna untuk peserta didik karena mengkolaborasikan aspek berpikir dan interaksi sosial, sehingga memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk permasalahan yang dihadapi.
Sumber:
Seri Manual Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA
Strategi Think Aloud
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020