Di jenjang SMP, peserta didik terpajan pada khazanah pengetahuan baru dengan cakupan materi yang lebih luas daripada yang dikenalnya di jenjang SD. Mengajarkan strategi untuk meningkatkan keterampilan membaca pada konteks disiplin ilmu yang berbeda penting agar peserta didik dapat menyerap sebanyak mungkin informasi dengan lebih cepat sehingga efektif. Salah satu strategi yang populer mungkin adalah "Jembatan Keledai" untuk mengingat informasi. Dengan mengasosiasikan huruf depan kata-kata yang harus dihafalkan, peserta didik dapat menghafal dengan lebih cepat. Setelah mengingat informasi dengan lengkap dan baik, peserta didik dapat beralih ke tahapan berikutnya, yaitu memahami informasi tersebut. Strategi Jembatan Keledai ini awalnya tentu diajarkan dan dilatihkan. Setelah peserta didik biasa melakukannya, strategi ini tentu menjadi bagian natural dari proses belajar.
Strategi yang dicontohkan pada bagian ini menunjukkan bahwa membaca adalah proses kognitif. Kajian yang dilakukan oleh Otero & Kintsch (1992) menunjukkan bahwa pembaca pemula yakin mereka dapat memahami bacaan dengan lebih baik apabila mereka memahami arti sebanyak mungkin kosakata pada sebuah bacaan. Cara ini bertentangan dengan pendekatan lebih efektif yang dilakukan oleh pembaca mahir. Mereka melakukan pemahaman mendalam (deep comprehension), yaitu dengan melakukan inferensi dan prediksi terhadap materi bacaan, memahami makna kosakata kunci, menghubungkan ide yang bertebaran dalam bahan bacaan, mengkritisi pandangan penulis, dan terkadang menilai tujuan penulis dalam menulis bacaan tersebut.
Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Konstruktivisme
Dalam mendampingi peserta didik memahami teks, guru melibatkan mereka secara aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dari bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuan latar mereka. Pendekatan konstruktivisme memandang kegiatan membaca sebagai proses mengonstruksi makna yang dinamis. Keberhasilan proses membangun makna ini ditentukan oleh sikap aktif peserta didik menanya, melakukan inferensi, visualisasi, dan mengaktifkan pengetahuan latarnya. Sikap aktif ini dapat dimediasi guru dengan memberikan pertanyaan pemantik sebelum, selama, dan setelah membaca.
Pertanyaan pemantik sebelum membaca dapat mengajak peserta didik untuk berpikir tentang dan memprediksi materi bacaan melalui petunjuk kata kunci, gambar, serta judul bacaan. Kegiatan selama membaca dapat berfokus pada strategi mengenali ide pokok, menandai, dan memprediksi kosakata yang dianggap baru dan sulit. Pertanyaan setelah membaca dapat diarahkan untuk mengklarifikasi prediksinya dan menyimpulkan materi bacaan dengan menghubungkan informasi pada bagian yang berbeda dari bacaan.
- Strategi Mengenali Kosakata
- Curah Gagasan untuk Mengaktifkan Pengetahuan Latar
- Membuat dan Mengklarifikasi Prediksi
- Membaca Terpadu
- Memodelkan Berpikir Nyaring
- Membaca untuk Menemukan Ide Pokok (Skimming) dan Memindai (Scanning)
Di jenjang SMP, peserta didik memahami materi bacaan dengan lebih banyak kosakata teknis dan akademis. Mengajarkan strategi untuk memprediksi makna kosakata akademis dalam berbagai disiplin ilmu penting untuk peserta didik di SMP. Guru dapat mengajak peserta didik untuk mengenali kosakata kunci dan mengalokasikan waktu khusus untuk mendiskusikan kosakata tersebut dengan beragam strategi. Guru juga dapat menuliskan atau menempelkan kosakata yang mewakili konsep penting yang dipelajari pada kamus tematik di dinding kelas. Kamus tematik tersebut dapat berfungsi sebagai kisi-kisi untuk asesmen atau daftar periksa pemahaman peserta didik untuk konsep yang telah dipelajari di kelas.
Melakukan curah gagasan melatih peserta didik untuk melontarkan ide terkait apa, mengapa, bagaimana, dan siapa secara seluas-luasnya. Dengan melakukan curah gagasan, peserta didik diajak untuk memikirkan materi bacaan dan mengaktifkan pengetahuan latarnya sebelum membaca.
Peserta didik memprediksi apakah pernyataan di bawah ini benar atau salah. Mereka menuliskan "B" untuk benar dan "S" untuk salah pada kolom Sebelum Membaca dan Sesudah Membaca.
No | Sebelum Membaca | Pernyataan | Sesudah Membaca |
---|---|---|---|
1. | Lapisan bumi yang kita pijak merupakan lapisan terluar bumi yang sama sekali tidak pernah bergerak | ||
2. | Bumi terdiri atas beberapa lapisan yang suhunya makin ke tengah makin dingin karena terkubur jauh di dalam dan tidak mendapat sinar matahari langsung | ||
3. | Litosfer adalah nama lapisan bumi paling dalam | ||
4. | Dunia ini hanya terdiri atas benua yang terbentuk akibat pergerakan lempeng | ||
5. | Gunung api merupakan bukti bahwa di dalam lapisan bumi terdapat lempeng yang selalu bergerak |
Gambar dan judul bacaan memberikan petunjuk tentang materi bacaan. Dengan meminta peserta didik mengamati gambar dan judul, mereka berlatih membuat prediksi tentang materi bacaan. Prediksi tentang materi bacaan membantu peserta didik menetapkan tujuan dalam membaca. Selama membaca, mereka akan mengingat prediksi tersebut dan berupaya mengklarifikasinya dengan menemukan informasi yang relevan dengan hal yang diprediksi.
Kegiatan membaca merupakan proses yang dinamis, melibatkan interaksi antara pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan teks yang dibacanya. Karena itu, pembaca perlu bersikap aktif (menanya, mencatat ide pokok, membuat asumsi, prediksi) selama membaca. Semua strategi ini perlu dilatihkan dengan dampingan guru, teman kelompok, atau tutor. Peserta didik dapat diminta untuk duduk dalam kelompok selama membaca, melatih strategi membaca, serta mendiskusikan simpulannya terhadap bacaan dengan merujuk kepada pertanyaan pemantik yang disiapkan oleh guru.
Model berpikir nyaring (thinking aloud) adalah sebuah pendekatan metakognitif yang memverbalkan proses berpikir sehingga dapat didengar sendiri dan didengar oleh orang lain. Model berpikir nyaring yang dilakukan guru bertujuan membuat proses ini diketahui oleh peserta didik sehingga mereka pun dapat menirunya. Pendekatan ini tidak hanya membantu peserta didik dalam memahami bacaan, tetapi juga dalam menyajikan gagasannya secara tertulis dan visual.
Membaca untuk menemukan ide pokok tulisan dan memindai adalah dua strategi yang perlu dikuasai peserta didik untuk membaca dengan cepat dan efektif. Strategi ini membantu peserta didik memahami bacaan dan mengungkapkan pemahamannya dengan menjawab pertanyaan terkait bacaan. Peserta didik menemukan ide pokok secara cepat dengan mempelajari judul, kemudian membaca keseluruhan paragraf pembuka. Peserta didik kemudian membaca cepat paragraf isi dengan menemukan kalimat yang mengandung ide pokok pada tiap paragraf. Peserta didik lalu menguatkan pemahamannya dengan membaca keseluruhan paragraf penutup yang biasanya memuat kesimpulan terhadap teks bacaan tersebut.
Dengan teknik memindai, peserta didik menemukan informasi tertentu secara cepat dengan menemukan kata kunci yang relevan dengan informasi tersebut. Dengan teknik ini, peserta didik mampu menjawab pertanyaan terkait bacaan dengan lebih cepat dan tepat. Guru dapat pula membiasakan peserta didik menggunakan telunjuk mereka untuk menemukan informasi pada teks cetak. Koordinasi mata dan tangan membantu peserta didik menemukan informasi dengan lebih cepat.
Sumber :
Pada Mata Pelajaran Matematika untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama
Direktorat Sekolah Menengah Pertama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2021