Asesmen Nasional (AN) akan segera dimulai di tahun 2021. Pada kali pertama pelaksanaannya, Asesmen Nasional akan menjadi pemetaan dasar atau baseline dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan. Hasil dari Asesmen Nasional akan menjadi alat refleksi bagi manajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program-program sekolah yang mendorong terciptanya kualitas pembelajaran dan iklim belajar yang positif.
Berdasarkan rencana, Asesmen Nasional akan dimulai pada akhir Maret 2021 untuk siswa kelas 8 jenjang SMP/MTs, serta kelas 11 jenjang SMA/MA/SMK. Akan tetapi karena ada pandemik Covid-19, maka pelaksanaan Asesmen Nasional diundur ke bulan September - Oktober 2021. Siswa yang terpilih akan mengikuti AN selama dua hari dengan perincian, hari pertama untuk asesmen literasi membaca dan survei karakter, sedangkan hari kedua untuk asesmen numerasi dan survei lingkungan belajar.
Dari hasil tes dan survei tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan laporan hasil Asesmen Nasional. Hasil Asesmen Nasional tersebut diserahkan kepada sekolah dan dinas pendidikan setempat sebagai alat bagi perbaikan kualitas pembelajaran dan penciptaan lingkungan belajar di sekolah yang kondusif.
Sekolah Tindaklanjuti Hasil Asesmen Nasional
Laporan Asesmen Nasional akan memberikan potret level kompetensi murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi, termasuk pengukuran terhadap karakter dan lingkungan belajar. Agar tujuan Asesmen Nasional dapat sesuai dengan yang diinginkan, maka sekolah diharapkan menjadikan hasil AN sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.
Perlu diingat bahwa data Hasil Asesmen Nasional merupakan gambaran satu sekolah dan tidak dilaporkan dalam level individu murid maupun guru. Saat sekolah menerima hasil AN, maka tindak lanjut yang diharapkan adalah memaknai dan memanfaatkannya sebagai umpan balik untuk proses pembelajaran dan penguatan kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran serta merancang asesmen yang berkualitas.
Selanjutnya, sekolah dapat melakukan berbagai hal, seperti pelatihan bagi guru-guru agar dapat menerapkan pola teaching at the right level serta fokus membangun kompetensi serta karakter siswa. Sementara laporan sekolah terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan diharapkan ditindaklanjuti manajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program-program sekolah yang mendorong terciptanya iklim belajar yang baik.
Level Kompetensi pada AKM
Meski Asesmen Nasional diikuti oleh sebagian siswa dalam satu sekolah yang dipilih secara acak, namun hasil AN akan menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh untuk satuan pendidikan tersebut. Model laporan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa akan berupa persentase murid dalam setiap level kompetensi. Ada empat tingkatan kompetensi untuk AKM literasi membaca dan numerasi, yaitu 1) perlu intervensi khusus, 2) dasar, 3) cakap, 4) mahir. Diharapkan semua murid mencapai level kompetensi cakap atau mahir.
Referensi : Majalah Jendela Kemendikbud