Untuk membatasi penyebaran dan penularan virus Covid-19 secara luas di satuan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengambil kebijakan penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR). Beragamnya kondisi di Indonesia yang meliputi sosial ekonomi, akses teknologi, serta kondisi wilayah sebaran Covid-19 menyebabkan pelaksanaan BDR serta capaian belajar siswa bervariasi. Oleh karena itu, asesmen atau penilaian untuk mengetahui hambatan dan kelemahan siswa pada saat BDR perlu dilakukan.
Asesmen yang meliputi aspek kognitif dan nonkognitif perlu dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi siswa. Hasil asesmen memberikan dasar kepada guru untuk menetapkan perlakuan atau strategi yang tepat kepada masing-masing siswa. Remedial atau pengayaan yang dilakukan sebagai tindak lanjut hasil asesmen merupakan upaya untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal atau dirugikan.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan inspirasi, wawasan, dan pedoman bagi guru dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, diagnosis dan tindak lanjut yang tepat pada proses asesmen diagnosis. Selain itu khususnya pada masa pandemi, bisa menjadi salah satu penguatan terhadap prinsip "teaching at the right level" (pembelajaran sesuai dengan tingkat) atau dalam implementasi Kurikulum Merdeka dikenal sebagai pembelajaran diferiensiasi.
A. Pengertian
Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik.
B. Pelaksanaan Asesmen Diagnosis Berkala
Kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Seorang siswa yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.
1. Persiapan Pelaksanaan Asesmen Diagnosis Kognitif Berkala
Persiapan mencakup tiga langkah, yaitu membuat rencana pelaksanaan asesmen, identifikasi materi asesmen, dan menyusun 10 soal sederhana.
- Membuat Rencana Pelaksanaan Asesmen
- Untuk murid kelas berapa asesmen ini dibuat?
- Mata pelajaran atau topik mata pelajaran apa yang akan dinilai dalam asesmen ini?
- Kapan saja asesmen ini akan diberikan untuk semua murid di kelas? Apakah di awal tahun ajaran atau setiap bulan setelah pembelajaran dimulai.
- Dimana asesmen akan dilakukan? Apakah di rumah atau di sekolah?
- Bagaimana cara asesmen akan dilakukan? Apabila di rumah, bagaimana cara soal-soal disampaikan kepada orang tua/ murid? Apabila di sekolah, apa saja yang perlu disiapkan oleh guru?
Identifikasi Materi Asesmen
Berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada langkah ini, guru perlu melakukan identifikasi untuk materi asesmen, yang dapat dilakukan dengan menjawab dua pertanyaan kunci di bawah ini :
- Topik apa saja yang perlu dipahami oleh peserta didik pada jenjang kelas ini?
Guru bisa melihat buku teks untuk identifikasi topik-topik yang perlu dipahami, khususnya untuk semester yang baru akan dimulai. - Pengetahuan dan keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh siswa dari jenjang kelas sebelumnya yang menjadi prasyarat dasar yang perlu dikuasai agar dapat mengikuti pembelajaran di jenjang kelasnya sekarang?
guru bisa melihat buku teks dari jenjang kelas sebelumnya.
Setelah itu, guru dapat mengumpulkan contoh-contoh soal terkait topik yang ingin dinilai. Cara penyusunan soal dijelaskan pada poin c di bawah ini.
- Topik apa saja yang perlu dipahami oleh peserta didik pada jenjang kelas ini?
- Menyusun 10 Soal Sederhana
Sebelum membuat asesmen, guru perlu menjawab beberapa pertanyaan kunci di bawah ini:
Asesmen terdiri dari 10 soal. 8 (delapan) soal yang merupakan prasyarat dasar yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya dan 2 (dua) terkait pengajaran baru. Kesepuluh soal tersebut terdiri dari:
2. Pelaksanaan Asesmen
Berikan soal asesmen untuk semua siswa di kelas, baik secara :- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) maupun
- Belajar dari Rumah / PJJ / KBM online
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen
Tahap ini mencakup 4 (empat) langkah, yaitu :- Lakukan pengolahan hasil asesmen
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:
- Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
- Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
- Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
- Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari guru
- Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke kelas di bawah, atau dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga, dan pendamping lainnya yang relevan
Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru
Dengan melakukan Asesmen Diagnosis Berkala, guru dapat menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan siswa. Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit. Karenanya, sebelum memulai topik pembelajaran baru, sebaiknya guru kembali melakukan penilaian untuk topik yang sudah diajarkan.
- Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.